Merdeka.com - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Nusa Tenggara Barat Brigadir Jenderal Umar Septono ini benar-benar patut menjadi tauladan bagi kepolisian. Dia tak pernah menyombongkan diri, dan selalu mengingatkan anak buah untuk terus melayani masyarakat.
Kini, dia kembali membuat hati anak buahnya bergetar. Demi salat tepat waktu, dia rela mempertaruhkan pangkat dan jabatan yang disandangnya.
Pernyataan itu terekam dalam video berdurasi 1 menit 1 detik, yang diunggah akun Facebook Herman Juli Prasetyo, Jumat (14/10). Bagi dia, panggilan tertinggi hanyalah panggilan untuk salat lima waktu, atas alasan itu dia rela meninggalkan kesibukannya di dunia.
"Lima waktu saya di awal waktu, berjemaah, di masjid, di saf depan sebelah kanan. Itu harga mati," ucap Umar.
Ketika azan berkumandang, Umar mengaku akan meninggalkan kegiatan apapun yang sedang dijalaninya, termasuk rapat yang dihadiri siapa pun petingginya. Demi itu pula, dia rela mempertaruhkan pangkat dan jabatannya.
"Dunia saya pertaruhkan, pangkat, jabatan ini," tegas dia.
"Karena panggilan paling tinggi hanya satu, Allahuakbar, Allahuakbar. Mau panggilan mana lagi yang lebih tinggi," ujar Kapolda dengan suara lantang.
Selain di atas, Brigjen Umar sudah berkali-kali mengucapkan pidato yang islami dan bikin hati yang mendengarnya bergetar. Ini rangkumannya?
Pernyataan itu terekam dalam video berdurasi 1 menit 1 detik, yang diunggah akun Facebook Herman Juli Prasetyo, Jumat (14/10). Bagi dia, panggilan tertinggi hanyalah panggilan untuk salat lima waktu, atas alasan itu dia rela meninggalkan kesibukannya di dunia.
"Lima waktu saya di awal waktu, berjemaah, di masjid, di saf depan sebelah kanan. Itu harga mati," ucap Umar.
Ketika azan berkumandang, Umar mengaku akan meninggalkan kegiatan apapun yang sedang dijalaninya, termasuk rapat yang dihadiri siapa pun petingginya. Demi itu pula, dia rela mempertaruhkan pangkat dan jabatannya.
"Dunia saya pertaruhkan, pangkat, jabatan ini," tegas dia.
"Karena panggilan paling tinggi hanya satu, Allahuakbar, Allahuakbar. Mau panggilan mana lagi yang lebih tinggi," ujar Kapolda dengan suara lantang.
Selain di atas, Brigjen Umar sudah berkali-kali mengucapkan pidato yang islami dan bikin hati yang mendengarnya bergetar. Ini rangkumannya?
1.Tauladani tukang sapu
Merdeka.com - Kapolda NTB Brigjen Pol Drs Umar Septono mendapat pujian dari banyak netizen. Hal ini setelah foto dirinya bersama seorang tukang sapu beredar di Facebook.Hal ini bermula ketika seorang tukang sapu yang telah mengabdi lama membersihkan markas komando dihadirkan secara khusus oleh Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono saat apel Senin pagi kemarin (29/6) di lapangan Gajah Mada Polda NTB.
Hal ini tentu ini merupakan pemandangan tak wajar di lapangan tersebut karena di depan lapangan pada saat apel biasanya hanya para pejabat utama dan perwira menengah ke atas. Namun kali ini ada tukang sapu berdiri dengan sapunya persis di samping Kapolda NTB saat memberi arahan.
Kapolda sengaja menghadirkan tukang sapu sebagai contoh tauladan untuk yang lain.
"Di mata dunia tukang sapu mungkin adalah strata terendah, tapi di mata Tuhan beliau ini lebih tinggi dari saya, bahkan mungkin dari kalian semua" ungkap Kapolda seperti dikutip dari laman Facebook Polda NTB yang dikutip merdeka.com, Selasa (30/6).
Dilanjutkan oleh Umar Septono bahwa hanya dengan gaji Rp 500 ribu per bulan, tukang sapu tersebut sejak pukul 4.30 WITA sudah ada di Mapolda. "Walau pun rekan-rekan sebar sampah, dia diam saja. Apa kita tidak malu seperti itu? bahkan kita telah menzalimi beliau," imbuh Kapolda.
Di akhir arahannya Kapolda berharap agar semua anggotanya menyadari bahwa tugas yang diemban adalah titipan Tuhan dan sebagai lahan ibadah yang sangat luas sebagai bekal di dunia dan akhirat.
Hal ini bermula ketika seorang tukang sapu yang telah mengabdi lama membersihkan markas komando dihadirkan secara khusus oleh Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono saat apel Senin pagi kemarin (29/6) di lapangan Gajah Mada Polda NTB.
Hal ini tentu ini merupakan pemandangan tak wajar di lapangan tersebut karena di depan lapangan pada saat apel biasanya hanya para pejabat utama dan perwira menengah ke atas. Namun kali ini ada tukang sapu berdiri dengan sapunya persis di samping Kapolda NTB saat memberi arahan.
Kapolda sengaja menghadirkan tukang sapu sebagai contoh tauladan untuk yang lain.
"Di mata dunia tukang sapu mungkin adalah strata terendah, tapi di mata Tuhan beliau ini lebih tinggi dari saya, bahkan mungkin dari kalian semua" ungkap Kapolda seperti dikutip dari laman Facebook Polda NTB yang dikutip merdeka.com, Selasa (30/6).
Dilanjutkan oleh Umar Septono bahwa hanya dengan gaji Rp 500 ribu per bulan, tukang sapu tersebut sejak pukul 4.30 WITA sudah ada di Mapolda. "Walau pun rekan-rekan sebar sampah, dia diam saja. Apa kita tidak malu seperti itu? bahkan kita telah menzalimi beliau," imbuh Kapolda.
Di akhir arahannya Kapolda berharap agar semua anggotanya menyadari bahwa tugas yang diemban adalah titipan Tuhan dan sebagai lahan ibadah yang sangat luas sebagai bekal di dunia dan akhirat.
2.Puji anak buah penyetop mobil dinasnya
Merdeka.com - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) NTB Brigjen Umar Septono memanggil dua bintara yang berani menghentikan mobil dinasnya ketika melaju. Dua polisi itu saat apel berdiri di belakang sang jenderal.Bintara itu merupakan anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polsek Praya Barat Daya, Nusa Tenggara Barat (NTB), Brigadir Ketut Surya Ningrat dan Brigadir Indra Jaya Kusuma. Saat apel ternyata malah ini yang terjadi.
Umar menanyakan kenapa berani kendaraannya, padahal saat itu dirinya memakai seragam dinas lengkap. Kedua polisi itu beralasan ingin menyeberangkan seorang nenek yang membawa kelapa.
"Karena saya bekerja untuk masyarakat. Saya diberikan tugas untuk melindungi dan mengayomi masyarakat, bukan melayani pimpinan," kata Ketut, disambut riuh tepuk tangan rekan-rekannya.
Video ini diunggah ke akun youtube pada 30 Juni lalu oleh Idho Rahaldi. Dia memberi judul 'video aksi dan jawaban nekat Bhabinkamtibmas hentikan mobil dinas Kapolda NTB'.
Mendengar jawaban dari anak buahnya, Umar ternyata sama sekali tidak marah.
Umar justru dibuat kagum. Ia pun segera menggerakkan tangan kirinya, yang masih memegang tongkat komando, mengangkat topi. Umar ingin menunjukkan penghormatan atas dedikasi dua anggotanya itu.
"Saya pun merinding," kata Umar. Umar lalu memuji keduanya di hadapan seluruh jajaran Polda NTB.
"Kenapa dia tidak takut, sebab dia mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dia tahu, nasibnya tergantung kepada Tuhan, bukan kepada Kapolda," katanya.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar