Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menginginkan Jakarta punya pengolahan air seperti yang ada di Singapura, NEWater. Singapura, kata Ahok, memanfaatkan air bekas pemakaian yang dikumpulkam untuk diolah melalui sistem pembuangan kotoran dan dibersihkan di pabrik reklamasi air.
"Air ini yang paling utama. Air comberan saja bisa diminum di sana. Kalau di Singapura namanya NEWater," ujar Ahok dalam kata sambutan sebelum Penandatanganan Kerjasama Pengolahan Air Bersih PT. Jakarta Utilitas Propertindo (JUP), PAM Jaya dan PT. Memiontec Indonesia di Balairung, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (25/5/2016).
Ahok yakin, air bekas pemakaian bisa menjadi sumber daya untuk diolah kembali menjadi air bersih, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih. Oleh karena itu, Ahok tidak gengsi apabila Jakarta harus mencontek Singapura terkait hal ini.
"Saya selalu percaya satu kalimat dari arsitek, dunia ini butuh seribu Singapura. Ini negara kecil yang tidak boleh berbuat salah. Karena dia sudah pernah salah kita nyontek dia yang terakhir yang tidak pernah salah," jelas Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini berharap, jika kerja sama antara PT. JUP dengan PAM Jaya sudah berjalan, mereka bisa mengolah air bekas pakai menjadi air baku.
Kedua perusahaan itu nantinya akan bersinergi dalam bentuk pengolahan air. Presiden Direktur PT Jakarta Propertindo, induk perusahaan PT. JUP Satya Heragandhi mengatakan setelah kerja sama ini air baku diolah menjadi air bersih yang dapat didistribusikan kembali kepada warga Jakarta.
"Sinergi usaha ini sangat penting, untuk menggenjot air baku yang sekarang pasokannya masih dirasa sangat diperlukan," kata Satya.
Diketahui, berdasarkan data saat ini Jakarta masih kekurangan air baku berkisar 9 ribu liter per detik. Melalui pola kerja sama ini, PT. JPU mampu mengurangi gap atau kekurangan tersebut sekitar 500 liter per detik.
Sinergi didasari dari optimalisasi pemanfaatan Surat Izin Pengambilan Air (SIPA) yang dimiliki oleh PAM Jaya dari air baku yang melalui Kanal Banjir Barat.
"Air ini yang paling utama. Air comberan saja bisa diminum di sana. Kalau di Singapura namanya NEWater," ujar Ahok dalam kata sambutan sebelum Penandatanganan Kerjasama Pengolahan Air Bersih PT. Jakarta Utilitas Propertindo (JUP), PAM Jaya dan PT. Memiontec Indonesia di Balairung, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (25/5/2016).
Ahok yakin, air bekas pemakaian bisa menjadi sumber daya untuk diolah kembali menjadi air bersih, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih. Oleh karena itu, Ahok tidak gengsi apabila Jakarta harus mencontek Singapura terkait hal ini.
"Saya selalu percaya satu kalimat dari arsitek, dunia ini butuh seribu Singapura. Ini negara kecil yang tidak boleh berbuat salah. Karena dia sudah pernah salah kita nyontek dia yang terakhir yang tidak pernah salah," jelas Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini berharap, jika kerja sama antara PT. JUP dengan PAM Jaya sudah berjalan, mereka bisa mengolah air bekas pakai menjadi air baku.
Kedua perusahaan itu nantinya akan bersinergi dalam bentuk pengolahan air. Presiden Direktur PT Jakarta Propertindo, induk perusahaan PT. JUP Satya Heragandhi mengatakan setelah kerja sama ini air baku diolah menjadi air bersih yang dapat didistribusikan kembali kepada warga Jakarta.
"Sinergi usaha ini sangat penting, untuk menggenjot air baku yang sekarang pasokannya masih dirasa sangat diperlukan," kata Satya.
Diketahui, berdasarkan data saat ini Jakarta masih kekurangan air baku berkisar 9 ribu liter per detik. Melalui pola kerja sama ini, PT. JPU mampu mengurangi gap atau kekurangan tersebut sekitar 500 liter per detik.
Sinergi didasari dari optimalisasi pemanfaatan Surat Izin Pengambilan Air (SIPA) yang dimiliki oleh PAM Jaya dari air baku yang melalui Kanal Banjir Barat.
Sumber Postingan: http://www.suara.com/news/2016/05/25/141356/nyontek-singapura-lagi-ahok-mau-air-comberan-bisa-diminum
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar